Wednesday, October 07, 2015

Keadaan Fasilitas di FEB-UP

Fasilitas di kampus menjadi salah satu bagian penting yang perlu diperhatikan. Keberadaan infrastruktur yang baik akan mendukung aktivitas mahasiswa dalam kegiatan akademik maupun non-akademik. Kondisi sarana yang ada di FEB-UP seperti toilet, parkir, kantin, dan perpustakaan saat ini kurang memadai
.

Kekecewaan Mahasiswa
Hal mencolok dari toilet kelas Internasional dengan kelas Regular membuat mahasiswa beranggapan seperti ada perbedaan dari pihak fakultas. Kekecewaan itu ditambah dengan kondisi air yang kurang bersih dan keruh.
Dalam hal ini, Wadek II  memberikan alasannya. Beliau menerangkan, lebih bagus karena sudah memenuhi syarat Internasional. Tujuannya, apabila kedatangan tamu tidak mengecewakan.
“Selain itu,  tidak menutup kemungkinan untuk toilet lain akan direnovasi seperti itu. Hanya saja butuh proses, doakan saja,” lanjut beliau.


Lahan Parkir yang Belum Terealisasi
Meningkatnya mahasiswa setiap tahun mengakibatkan jumlahnya kendaraan. Lahan parkir menjadi sempit dan membuat mahasiswa memarkirkan kendaraannya secara sembarangan.
Mengingat lahan kosong bekas kantin sosro yang katanya ingin dijadikan lahan parkir FEB-UP nyatanya sampai sekarang belum terealisasi. Menanggapi hal ini, Ibu Iha tidak terlalu mengerti, masalah itu lebih tanggung jawab pihak Universitas.
“Saya yakin pihak Universitas sudah ada rencana membangun tempat parkir lebih luas tapi bertahap,” ungkap Wadek II.

Kantin FEB-UP yang Kurang Nyaman
Selain toilet dan tempat parkir, kantin juga menjadi fasilitas yang harus diperhatikan. Banyak mahasiswa merasa kurang nyaman saat berada di kantin prismatik karena keadaan tempat yang sempit dan panas. Menanggapi masalah itu Ibu Iha menjelaskan, kalau kantin prismatik sendiri berbentuk PT yang bekerja sama dengan FEB-UP.
Bukan tanggung jawab kami untuk memperluas, kita hanya monitoring saja. Kalau soal memperluas tanyakan saja langsung ke prismatiknya,” lanjut beliau.
Ibu Iha juga mengatakan kami tidak pernah melarang mahasiswa untuk membeli makan diluar. Kami juga membuka pintu kecil menuju lingkungan warga agar mahasiswa bisa membeli makanan disana. Dan itu juga bisa menambah penghasilan bagi warga disekitar situ.

Perpustakaan, Ruang Baca atau Tempat Nongkrong?
Perpustakaan berguna bagi mahasiswa untuk menunjang aktivitas dalam bidang akademik. Namun beberapa mahasiswa beranggapan buku diperpustakaan kurang update dan membuat mereka malas untuk datang ke perpustakaan. Menurut Ibu Iha, buku diperpustakaan selalu update setiap semesternya. Pelayanan dan fasilitas yang diberikan juga sudah bagus, hanya saja minat baca mahasiswa masih kurang untuk datang kesana.
Bapak Edi Suradi juga menjelaskan pembuatan kartu perpustakaan bagi mahasiswa dikenakan biaya Rp20.000 dan berlaku selama satu tahun. “Uang tersebut dialokasikan untuk menambah buku-buku baru yang ada di FEB-UP,” lanjut Pak Edi.
Selain itu mahasiswa kurang mengoptimalkan ruang baca secara benar. Seharusnya digunakan untuk belajar dan berdiskusi, tetapi dijadikan tempat nongkrong dan makan. Ibu Iha mengatakan, bila ruang baca disalahgunakan mahasiswa, maka kami akan membuat pengawasan agar ruang baca digunakan dengan benar. “Kalau seperti itu, lebih baik ruang baca ditutup dan dialih fungsikan menjadi tempat yang lebih berguna,” lanjut beliau.


Larangan Merokok Dilingkungan Kampus
Diterapkannya peraturan SOP (Standard Operating Procedure) seakan hanya wacana. Banyak civitas akademika masih tetap merokok dilingkungan kampus dan mengabaikan peraturan tersebut.
Ibu Sri Widyastuti selaku Wakil Dekan I FEB-UP menuturkan, kalau peraturan itu penting dan harus dipatuhi. Peraturan ini dikeluarkan oleh Mendiknas terkait kampus ramah lingkungan yang menentukan akreditasi fakultas.
Memang tidak mudah menerapkan larangan merokok bagi civitas akademika. Pihak kampus akan melakukan teguran bagi yang merokok di lingkungan kampus. Sebagai solusinya, akan membangun ruang khusus untuk para perokok aktif.

No comments: