Monday, September 28, 2015

Kejelasan Kebijakan Ujian Susulan

“Salah satu mahasiswa merasa dirugikan akibat tidak dapat mengikuti ujian susulan. Karena mengalami sakit, dan pihak kampus menolak laporan tesebut “
            Ujian Susulan merupakan harapan yang besar bagi mahasiswa, yang berhalangan hadir pada saat UTS/UAS berlangsung. Kebijakan pun sudah tertulis jelas dalam buku panduan mahasiswa, yang dibagikan ketika menjadi mahasiswa baru di Universitas Pancasila.
                Namun, kenyataannya banyak mahasiswa yang belum mengetahui kebijakan itu, dan merasa dipersulit untuk mengikuti ujian susulan. Tidak sedikit dari mahasiswa yang bertanya. Kapan, bagaimana, dan apa saja syarat-syarat untuk mengikuti ujian susulan.
            Pihak kampus tidak mempersulit mahasiswa untuk bisa mengikuti ujian susulan. Hanya saja butuh alasan dan bukti yang jelas. “Sebenarnya, kita tidak menyulitkan mahasiswa yang ingin mengikuti ujian susulan. Hanya saja harus di selidiki lebih lanjut. Apakah yang bersangkutan memang benar berhalangan hadir atau tidak. Karena banyak sekali mahasiswa yang menyalahgunakan ujian susulan ini,” ungkap Bapak Supriadi selaku Ketua Jurusan D3.
            “Untuk  pelaksanaan ujian susulan, di laksanakan satu minggu setelah ujian Reguler berakhir. Selain itu, mahasiswa juga mengajukan permohonan ujian tiga hari setelah hari tidak masuknya. Tentu saja dengan syarat-syarat yang telah ditentukan,” lanjut beliau.
Pada saat  ujian susulan pun, tidak ada biaya yang di pungut. Tidak seperti ketika semester perbaikan, yang memang sudah jelas dikenakan biaya per SKS. Pihak Fakultas juga telah mempertimbangkan hal tersebut melalui aspek akademis, waktu, dan kejujuran agar tidak di salah gunakan.
Bagi  mahasiswa yang sedang sakit pada saat ujian berlangsung, namun masih mampu untuk datang ke kampus. Panitia akan menyediakan tempat khusus. “Sesuai dengan aturan yang berlaku, jika tidak di rawat inap tidak bisa mengikuti ujian susulan. Namun, jika memungkinkan untuk datang ke kampus kami akan memfasilitasi dengan menyediakan ruangan yang berbeda,” jelas Ibu Nana Nawasiah selaku Ketua Jurusan Manajemen.
Salah satu mahasiswa yang ingin mengikuti ujian susulan, merasa dirinya dirugikan. “Saya sudah pernah mengajukan permohonan ujian,  beserta surat keterangan dari dokter. Tapi, Kaprodi hanya mengiya kan saja, dan endingnya di tolak. Saya merasa dirugikan, saya sudah mengikuti prosedur, tetapi tetap tidak bisa mengikuti ujian susulan itu,” ujar seorang mahasiswa FEB.
Pihak kampus pun, menghimbau agar para mahasiswa membuka kembali buku panduan yang telah diberikan Fakultas. Untuk mengetahui informasi lebih jelas tentang kebijakan ujian susulan.

No comments: