Dugaan tindak kekerasan yang diterima oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) atau UPDM(B) saat program magang di Korea oleh seorang profesor setempat, membuat pihak kampus angkat bicara.
Pihak kampus menyatakan selalu melakukan pemantauan terhadap para peserta magang. Bahkan setelah mahasiswanya mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, pihak kampus langsung menarik para mahasiswa tersebut pulang.
Humas UPDM(B) menjelaskan, kerja sama yang dilakukan FKG UPDM(B) dengan Lee Dental Hospital (LDH) dan No Won Dain (NWD) Dental Hospital dilakukan atas persetujuan yayasan dan rektorat. Kegiatan ini bertujuan memperkaya pengalaman, wawasan, dan keterampilan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di bidang kedokteran gigi yang bersifat sukarela sebagai nilai tambah.
Kegiatan yang telah berlangsung selama empat kali itu, lanjut mereka, terbukti membawa nilai positif dan tidak pernah dijumpai adanya tindak kekerasan terhadap mahasiswa peserta program tersebut. "Hal tersebut dibuktikan oleh pimpinan Yayasan, Rektorat dan FKG saat berkunjung ke LDH dan NWD DH pada 9 Mei 2012 yang menjumpai mahasiswa rombongan 4 dalam kondisi baik dan menyatakan kegiatan tersebut sangat bermanfaat," ujar Humas UPDM(B), Senin (21/1/2013).
Ketika terjadi kasus kekerasan pada rombongan kelima yang dialami oleh CB, CRP, FEP, CM, dan LID, pihak kampus mengaku tidak pernah lepas tangan. Pasalnya mereka selalu memantau para peserta lewat Facebook maupun pesan singkat atau SMS.
"Setelah mendengar keluhan adanya pemukulan, pimpinan FKG segera mengonsultasikan kepada pihak rektorat dan yayasan. Selanjutnya pimpinan FKG mengirimkan email kepada Prof. L atas tindakan pemukulan dan menarik semua mahasiswa rombongan lima untuk pulang," paparnya. okezone.com
1 comment:
Pernyataan dari Humas UPDM(B) ini sangat menyesatkan dan tidak sesuai dengan kenyataan, serta terkesan “cuci tangan”, karena dalam Catatan akhir berita acara yang di buat KBRI Seoul, tanggal 29 Juli 2012, menyatakan bahwa, pada butir 4, “KBRI menampung kelima mahasiswa tersebut dan segera merubah jadwal penerbangan mereka untuk segera kembali ke Indonesia” dan harus diingat bahwa keberangkatan dan kepulangan mahasiswa tersebut atas biaya sendiri. Dan juga pada kronologis Berita Acara KBRI pada butir 2 menyebutkan bahwa, Dr. Anastasia (wadek 1), penanggung jawab kegiatan program tersebut tidak dapat dihubungi.
Dan juga tidak benar bahwa para mahasiswa pada gelombang 5 ini ditarik pulang oleh pihak kampus. dan harus diketahui secara luas, bahwa para mahasiswa tersebut lah yang menyatakan ingin mengundurkan diri dari program tersebut (butir 3. Dalam kronologis Berita Acara KBRI).
Memang benar Pihak kampus selalu memantau kegiatan selama mereka disana dan perbuatan tidak menyenangkan dan kekerasan yang mereka alami, telah dilaporkan kepada wadek 1 melalui media sosial “Facebook” maupun SMS. Akan tetapi balasan dari Wadek 1, adalah memaksa mereka untuk tetap bersabar dan bertahan atau mereka akan menerima konsekuensi yang berat dari akademis.
Kegiatan yang telah berlangsung selama 4 kali tersebut, pada kenyataannya, sudah terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan yang permulaan terjadinya tindakan tidak menyenangkan tersebut telah dirasakan mulai dari gelombang ke-2, dan terindikasi adanya peningkatan tindakan kekerasan terhadap para mahasiswa tersebut hingga terekspos pada gelombang 5. Adapun tindakan kekerasan tersebut telah diketahui dan dilapokan kepada pihak pimpinan UPDM(B), akan tetapi ditutup-tutupi oleh Wadek 1, dengan melakukan intimidasi dan ancaman pada gelombang sebelumnya, agar kerjasama ini terus berjalan.
Setelah kepulangan para mahasiswa gelombang 5 tersebut, mereka bukannya mendapat dukungan ataupun keprihatinan dari Wadek 1 UPDM(B). malah mereka dianggap bodoh, tidak berkualitas serta diintimidasi agar tidak menceritakan kepada siapapun yang mereka alami selama mengikuti program tersebut. Terkuaknya kasus tersebut dikarekan adanya kabar burung yang beredar serta kejanggalan oleh beberapa dosen terkait kepulangan mereka yang lebih cepat dari jadwal seharusnya.
Kabar burung yang beredar dilingkungan FKG UPDM(B) semakin meningkatan, sehingga menimbulkan keresahan dibenak pimpinan FKG UPDM(B) yang berujung pada penerbitan surat terguran pada dosen-dosen. Akibat tindakan pimpinan yang semena-mena, maka hal tersebut disampaikan kepada pihak Rektorat yang ternyata mendiamkan masalah tersebut, serta yang mengejutkan, pihak yayasan dan Rektorat malah menerbitkan Surat Peringatan terakhir yang berujung pada pemecatan Dosen/staf pengajar.
Inilah sekilas kejadian yang dapat saya sampaikan, terkait dengan adanya aksi damai/demontrasi penurunan dekan FKG UPDM(B) dan jajarannya yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Agar kejadian tersebut dapat dipahami dan dimaklumi, serta disesatkan oleh indormasi yang ridak benar, sekalipun Media Informasi harus penyampaikan berita yang seimbang. (check and Balance)
SAVE FKG UPDM(B)
Post a Comment